Minggu, 19 Februari 2017

⁠⁠Budidaya Ikan Lele Sistem Bioflok








Berdasarkan volume air, ada beberapa teknologi budidaya ikan lele yang selama ini diterapkan pem budidaya yaitu :
1. Budidaya dengan banyak ganti air /air jernih /air mengalir
2. Sedikit ganti air/ganti air secukupnya
3. Tanpa ganti air

Budidaya berdasarkan jumlah ikan yang ditebar/kepadatan tebar dibagi menjadi 3 sbb :
1. Kepadatan rendah (dibawah 100 ekor per m3 air)
2. Intensif ( kepadatan 100 -300 per m3 air)
3. Super intensif ( kepadatan diatas 300 ekor per m3 air). Super intensif = padat tenar tinggi

Dalam perkembangannya banyak dikembangkan sistem budidaya dg kepadatan tinggi (super intensif) namun dengan sedikit ganti air.
Beberapa sistem budidaya tersebut  diantaranya :
1. Bioflok
2. Green water system
3. Red water system
4. Natural water system
5. Dll

Konsep dasar budidaya

Dalam proses kehidupan Ikan = manusia
- Manusia butuh makan ikan juga.
- Manusia butuh oksigen ikan juga
- Manusia butuh kenyamanan ikan juga




Kehidupan ikan lele dikolam sama seperti hidup kita dirumah kita ,
1. Kalau anak kita makan terlalu banyak pasti tidak nyaman dan bisa jadi akan muntah begitu juga dengan ikan lele makanya berikan makan secukupnya ( makanlah disaat lapar , berhentilah sebelum kenyang)
2. Disaat didalam rumah tertutup rapat udara tidak dapat masuk , maka kita akan merasa sesak kurang nyaman untuk bernafas begitu juga dengan ikan lele makanya diperlukan oksigen terlarut minimal 4 mg/l.
3. Terkadang kita kepanasan dan menghidupkan ac , dan disaat kita kedinginan maka kita pun menggunakan selimut . Begitu juga dengan ikan di saat perubahan suhu terlalu drastis maka ikan akan kembung makanya suhu air kolam perlu dijaga agar lebih stabil tidak terlalu tinggi perubahan suhunya. Caranya dengan meninggikan air kolam semakin banyak volume air kolam semakin stabil suhu airnya
4. Disaat diantara anggota keluarga ada yang kentut dan bau seperti buang air besar maka kita pasti langsung menghindar 😃, begitu juga ikan lele disaat amoniak tinggi akibat bahan organik yang melimpah maka ikan akan teler dan menyebabkan kematian. Untuk itulah diperlukan probiotik yang akan membantu mengurai bahan organik yang dihasilkan dari kotoran ikan dan pakan yang berlarut.

Disamping dengan probiotik kita juga akan mengurangi bahan organik didalam kolam dg membuangnya (makanya banyak kolam yang menggunakan sistem sentral drain yang berfungsi untuk memudahkan pembuangan bahan organik)

BIOFLOC
Berasal dari kata "bios" artinya kehidupan dan "fook" artinya gumpalan . Biofloc adalah kumpulan dari berbagai organisme (bakteri, jamur, algae, protozoa, cacing dll) yang tergabung didalam gumpalan (floc).

Konsep teknologi bioflok

Senyawa nitrogen anorganik (terutama amoniak yang bersifat racun bagi ikan) didaur ulang menjadi protein sel mikroba sehingga bisa dimakan hewan pemakan detritus seperti nila, udang vaname dan ikan lele.
 Proses nya , bahan organik didalam kolam diaduk dan diaerasi agar terlarut dalam kolam untuk merangsang perkembangan bakteri heterotrof aerobik menempel pada partikel organik , menguraikan bahan organik (mengambil C-organik), selanjutnya menyerap mineral seperti amonia, fosfat dan nutrient lain dalam air.
Hasilnya , kualitas air menjadi lebih baik dan bahan organik didaur ulang menjadi detritus yang diperkaya.

Bioflok dan fungsinya dalam media budidaya :
1. Mengurangi bahan organik dan menghilangkan senyawa beracun
2. Menstabilkan dan memperbaiki mutu air
3. Mengubah amoniak menjadi protein sel dengan menambahkan karbohidrat
4. Menekan pertumbuhan bakteri patogen (penyakit)
5. Berfungsi sebagai makanan tambahan bagi ikan (apabila fook terbentuk sempurna )
Fook = flok/gumpalan

Kondisi yang mendukung pembentukan Fook

Ada beberapa faktor pendukung agar fook yang terbentuk dapat berkembang baik dan stabil sesuai dengan yang dikehendaki diantaranya :
- bahan organik l
- C/N ratio
- Aerasi dan pengadukan
- karbon dioksida
- N/P ratio




Dari beberapa faktor tersebut minimal 3 faktor yang harus terpenuhi :
1. Bahan organik harus cukup
2. Aerasi dan pengadukan ( aerasi harus kuat  untuk membantu pengadukan bahan organik)
3. Perbandingan C dengan N harus tinggi (diatas 12)
Penjelasan :
1. Bahan organik harus cukup, dia saat ikan masih kecil biasanya flok tidak terbentuk karena bahan organik belum cukup untuk membentuk flok . Disaat ikan berusia remaja sd panen disaat itulah flok bisa terbentuk
2. Aerasi dan pengadukan: aerasi diperlukan untuk meningkatkan oksigen terlarut serta untuk membantu pengadukan bahan organik sehingga bahan organik dapat dimanfaatkan / diolah oleh bakteri secara optimal hal ini juga membantu mengurai amonia
3. Perbandingan antara C (carbon/karbohidrat ) dengan  N (nitrogen/protein) minimal diatas 12 atau idealnya 15-20 , d3ngan cara penambahan molase/gula/karbohidrat lain dengan cara dicampur pakan ataupun langsung dilarutkan di air kolam . Namun apabila langsung dilarutkan di air kolam harus tepat waktu dan jumlah sehingga tidak sampai mengganggu ikan /membuat ikan stres.

Konsorsium microba dalam bioflok  :
1. Bakteri pembentuk flok :
    -   Bacillus subtilis , basillus licheniformis, psb (photosintesis bakteri)
2. Bakteri pengisi flok
    - pengurai bahan organik dan protein (Basillus subtilis, basillus lichaniformis, basillus megatrium)
-   pengguna amonia (Bacillus megatrium, PSB)
-   pengguna nitrat ( basillus licheniformis)
- pengurai serat (bacillus polimyca)

3. Bakteri lain yang menumpang
    - nitrifikasi (nitrosomonas, nitrobacter)

4. Selain bakteri
     - yeast/fungi, algae

Tidak ada komentar:

Posting Komentar